Rabu, 27 November 2019

ALIH WAHANA


FILM THAILAND
-FIRST KISS-

Image result for FILM FIRST KISS THAILAND


Sa, seorang wanita karier yang cantik berusia 25 tahun. Sa selalu naik bus untuk pergi ke kantornya. Tetapi, Sa selalu ketinggalan bus atau bila busnya datang, Sa selalu tidak bisa naik karena kalah cepat dengan penumpang lainnya. Ada yang bilang, cinta itu seperti menunggu bus. Yang datang bukanlah yang selalu kau harapkan. Dan saat yang kau harapkan datang, ada saja rintangan yang selalu menghalanginya."  Sa kembali mengingat masa SD, ia menyukai temannya yang bernama Ohm. Sa selalu melihat Ohm ketika bermain basket dari jendela Lab Sains di sekolahnya. Sa sadar, bahwa mustahil baginya Ohm menyukai Sa. Tetapi Sa tidak pernah berhenti berharap walaupun harus menunggu lama. Sayangnya, Ohm lebih memilih Pam sebagai pacarnya, dan mereka pergi ke luar negeri bersama-sama untuk melanjutkan kuliahnya. 

Sa akhirnya pindah ke Bangkok untuk melanjutkan kuliah disana dan terus menjalani hidupnya sambil tetap berharap untuk bisa jatuh cinta pada seseorang. Sa berpikir bahwa mungkin masih menyukai Ohm. Pada suatu hari, Sa bersama kedua rekannya Jane dan Mham sedang berpesta. Mereka sedang mengikuti acara kantor dan Mham berharap manager baru mereka yang tampan dan seksi akan ikut datang. Mham langsung tersenyum ketika menoleh dan melihat manager yang dia tunggu akhirnya datang juga. Sa ikut menoleh dan dia terkejut karena manager baru itu ternyata adalah Ohm. Sa tidak menyadari bahwa kedua rekannya langsung berlari menyambut Ohm. 

Sa terdiam dalam lamunan nya, karena ia masih tidak menyangka kalau Ohm akhirnya kembali. Sa kaget sampai-sampai ia terjatuh karena Ohm menyapa nya dengan cara mendekatkan wajahnya ke wajah Sa. Dengan keadaan jidat Sa yang di plester dengan hansaplast, Sa memulai percakapan bahwa ia mengira Ohm masih berada di London. Ohm menjawab, bahwa ia telah menyelesaikan kuliahnya dan balik ke Thailand karena ada urusan. Lalu Sa bertanya apakah Ohm masih sendiri. Dia kian tersenyum saat Ohm mengiyakan bahwa dia sendirian. Ohm menambahkan bahwa dia terlalu sibuk untuk mencari teman. Sa tersenyum manis sambil menyerahkan ponselnya ketika Ohm minta no ponselnya. Sa tidak kuat untuk menahan rasa bahagianya hingga harus bersembunyi di toilet hanya untuk meluapkan perasaannya.

“Jika cinta seperti menunggu bus, kurasa setiap menit yang berlalu pantas untuknya. Mungkin bisa bertahun-tahun, tapi busku sudah datang sekarang. Aku akan naik bus ini dan memulai perjalananku.” Sa menunggu bus untuk kembali ke rumah, sambil tersenyum-senyum berkhayal tentang Ohm. Sayangnya, di dalam bus Sa harus duduk bersebelahan dengan seseorang yang tertidur dan beberapa kali kepala orang itu jatuh menimpa bahunya. Sa kesal karena khayalannya terganggu, dia berusaha menjauhkan kepala orang itu dari bahunya.

Pagi harinya, Sa diantar oleh Ohm ke kantor dengan mobil. Sa turun dari mobil sedangkan Ohm berada di dalam mobil. Sebelum masuk ke kantor tangan Sa dicium oleh Ohm, dan Sa tersenyum malu. Sa melihat ada bulu anjing di kemeja Ohm, lalu Sa membersihkannya. Jane dan Mham yang berada di loby melihat kejadian itu, mereka berpikir kalau Sa dan Ohm sedang berciuman. Ohm berpesan kepada Sa untuk berkosentrasi terhadap pekerjaanya dan Ohm akan menghubungi Sa nanti.

Sa masuk ke dalam lift, diikuti oleh Jane dan Mham yang penasaran dengan kejadian tadi. Jan dan Mham bilang bahwa ternyata Sa genit dan Sa telah merayu Ohm. Sesampainya di meja kerjanya, Sa di beri nasihat oleh Jane kalau ciuman pertama itu sangat penting karena itu akan menentukan masa depan Sa dengan kekasih Sa. Dan Mham juga menambahkan, kalau ciuman pertama itu sukses, kemungkinan hubungan Sa akan berjalan mulus. Lalu Jane dan Mham memberikan semangat kepada Sa.
Seperti biasa Sa kembali berkhayal, kali ini ia berkhayal kalau Ohm akan menciumnya. Sa menutup matanya, karena wajah Ohm yang sudah mendekat. Lagi-lagi khayalan itu buyar saat bus yang ditumpanginya ngerem mendadak karena ada kecelakaan di pinggir jalan. Sa yang duduk di dekat jendela ingin melihat apa yang telah terjadi, ternyata ada kecelaaan antara motor dengan angkot. Kemudian Sa menoleh ke kanan, dan tanpa disengaja Sa berciuman dengan penumpang disebelahnya yang ternyata adalah penumpang siswa laki-laki yang waktu itu menyenderkan kepalanya ke bahu Sa, ia bernama Bass. Mereka berdua sama-sama kaget dengan ciuman itu. Sa marah karena ciuman pertamanya telah diambil oleh Bass. Lalu Sa memilih untuk turun di pinggir jalan sambil terus memencet bel. Tetapi kata kondektur perempuan yang sedang bertugas itu, Bus tidak bisa asal berhenti di pinggir jalan. Sehingga Sa harus menunggu Busnya sampai di halte pemberhentian dan Sa semakin kesal karena si kondektur itu memanggil Sa dengan panggilan “tante, sama seperti Bass. Bass yang melihat kejadian itu tertawa pelan.

Lalu sa dituduh mesum dan gila, karena sudah mencium Bass terlebih dahulu.  Sa yang tidak mau disalahkan, tapi dia malah meminta maaf kepada Bass dan beralasan kalau itu hanyalah sebuah kecelakaan. Bass menggoda Sa dengan berkata lantang kalau Sa menciumnya terlebih dahulu, yang bisa didengar oleh penumpang yang lain. Malu dengan perbuatan Bass, Sa memukuli Bass dengan kalap. Tanpa sadar Hp Sa terjatoh. Sa turun di halte Bus dengan mendengus kesal dan melirik ke Bass yang sedang tersenyum sambil melambaikan tangannya.

Sesampainya di rumah, dengan kesal Sa terus mengelap bibirnya. Sa merogoh isi tasnya untuk mengambil Hp. Tetapi ia tidak menemukan Hpnya. Lalu, Sa menelpon ke no Hp nya. Ternyata yang mengangkat telepon Sa adalah Bass. Sa menuduh Bass telah mencuri Hpnya. Sa menyuruh Bass untuk mengembalikan Hpnya. Tetapi Bass tidak mau, mengembalikan Hp Sa, karena Hp Sa akan disimpan sebagai ganti rugi karena Sa telah mencium Bass. Sa kesal dan mengatakan kalau Bass lah yang harus membayar ganti rugi karena telah mencuri ciuman pertamanya. Bass kaget mendengar bahwa dirinya adalah orang yang pertama mencium Sa. Bass bertanya tentang usia Sa tapi Sa tidak mau menjawab, dia sibuk memaki Bass dan mengancam akan datang ke sekolah. Bass tidak takut dan malah menantang Sa untuk mencarinya di sekolah. Sa bertekad untuk balas dendam pada Bass.

Pagi harinya, ada pengumuman untuk semua orang yang bernama Paramee agar pergi ke ruang Bimbingan Konseling (BK). Paramee adalah nama panjang Bass. Bass yang sedang melamun dikelas heran dengan pengumuman itu, begitu juga dengan kedua teman Bass yang sedang duduk disamping Bass, Art dan Win. Sesampainya di ruang BK, Bass melihat sudah ada beberapa orang berdiam diri ketakutan. Bass berbaris paling pojok kanan.

Tiba-tiba terdengar suara Sa yang menunjuk ke arahnya. Bass kaget dengan kehadiran Sa. Murid-murid yang lain pergi karena senang ternyata Paramee yang dimaksud bukan mereka. Dengan muka melas, Bass menghampiri Sa yang sudah bersama Kepala Sekolah. Kepala Sekolah bertanya, apakah Bass telah mencuri handphone Sa. Bass bukannya menjawab tapi malah Sa yang mengompor-ngompori pertanyaan tersebut. Bass pun kesal. Kepala Sekolah menyuruh Bass untuk mengembalikan handphone Sa, dan ia meminta maaf kepada Sa atas perlakuan muridnya. Karena perbuatannya itu, Kepala Sekolah menghukum Bass.

 Kepala sekolah berjalan menuju tongkat kayu panjang yang dipajang di ruangannya. Sa kaget, dan ia mencoba untuk membela Bass. Sa bilang kalau Bass sudah tidak perlu dihukum lagi karena handphone nya sudah kembali. Tetapi pembelaan Sa sia-sia, Kepala Sekolah tetap menghukum Bass dengan memukuli pantat Bass dengan tongkat kayu. Bass menjerit kesakitan. Sa yang melihat Bass dipukuli merasa tidak enak.Malam harinya Bass dan Sa sedang makan. Bass masih mengeluh kesakitan. Di kursi Bass juga dipakai kan ban renang supaya Bass tidak kesakitan saat duduk. Sa khawatir dengan Bass, ia menanyakan apakah pantat Bass masih sakit. Lalu Bass menjawab, apakah Sa dulu tidak pernah mendapatkan hukuman, atau Sa lupa karena kejadiannya sudah lama. Sa kesal, ia bilang bahwa ia tidak setua itu. Lalu Sa memberikan sebuah bingkisan obat herbal. Bass menyindir apakah bingkisan itu obat herbal untuk perawan tua. Sa kesal dan menyuruh Bass untuk menerimanya saja. 

Bass heran dan bertanya bagaimana Sa bisa tahu nama dan sekolahnya? Sa menjawab ketus bahwa dia tidak buta hanya tidak sempat membaca nama belakang Bass, dia hanya tahu Paramee saja. Sa protes karena Bass terus memanggilnya tante. Bass balik bertanya bagaimana dia harus memanggil Sa? Dengan nada manja Sa mengatakan bahwa Bass harus memanggilnya “Kak Sa”. Bass tak mau dan mengusulkan untuk memanggil “Nona Sa” tapi Sa tidak suka. Bass menantangnya, Sa ingin dipanggil “Nona Sa” atau “Tante Sa”. Akhirnya Sa menyerah, dan dia mau dipanggil “Nona Sa” saja.Bass memperkenalkan dirinya karena Sa hanya tahu nama keluarganya saja yaitu Paramee. Tiba-tiba ponsel Sa berbunyi dan Sa kaget sekaligus senang karena yang meneleponnya adalah Ohm. Rupanya Ohm ingin mengajak Sa makan malam bersama di restoran China yang ada di Sukhumvit. Sa langsung setuju dan Bass yang mendengarnya langsung memikirkan sesuatu untuk menganggu mereka.

Besoknya Sa pergi ke restoran Sukhumvit, dan dia kaget karena ia melihat Bass juga sudah ada di sana. Sa bilang bahwa Bass itu genit sampai mengikuti Sa. Tak lama Setelah itu, Ohm datang sambil menelpon seseorang lalu ia menghampiri Sa yang sudah duduk di meja makan. Bass yang melihat hanya tersenyum saja. Win dan Art datang dan menghampiri Bass. Mereka heran kenapa Bass memilih restoran tua ini. Bass beralasan kalau ia hanya mau mengadakan sebuah perayaan karena ia merasa keburuntungan sedang datang kepadanya, seraya ia melirik ke Sa yang sedang bersama Ohm. Sedangkan di meja makan Sa, Ohm terlihat sedang menggombali Sa.
 
Ohm mengantar Sa pulang dan Ohm menghentikan mobilnya di lobi apartemen. Sa pamit dan Ohm berniat menciumnya, Sa tentu saja senang tapi konsentrasi mereka buyar saat ada yang mengetukan kaca jendela Ohm. Mereka langsung menjauhkan diri, Ohm memberi kode dengan tangan pada orang yang mengetuk jendelanya untuk menawarkan rangkaian bunga. Ketika orang itu pergi, Ohm ingin melanjutkan hal yang tertunda tapi dia kesal karena penjual itu datang lagi dan menganggunya. Ohm menyerah dan meminta Sa turun agar dia bisa pergi. Sa melambaikan tangan pada Ohm dan dia tampak sedih karena gagal berciuman dengan Ohm. Sa hendak masuk tapi seseorang menyodorkan rangkaian bunga padanya, Sa semakin kesal karena ternyata Bass yang menganggunya. Sa ingin memberi Bass uang agar tak menganggunya, tapi Bass menolak. Bass hanya ingin besok pagi jam 10 Sa menunggunya di sini, Bass berpesan agar Sa berdandan yang cantik karena mereka akan nonton bioskop. Setelah mengatakan hal itu, Bass langsung pergi meninggalkan Sa yang masih kesal.

Bass berdandan kasual dan duduk menunggu Sa tapi dia kaget karena Sa muncul dengan dandanan seperti layaknya ibu-ibu. Sa beralasan bahwa ini dandanan tercantik untuk bisa berkencan dengan Bass. Bass tak membantah lagi. Sesampainya di mall, Sa dan Bass berjalan layaknya ibu dan anak. Ketika Sa berhenti di konter tas dan dompet, ada dua gadis yang terpesona dengan ketampanan Bass tapi mereka ragu dengan status Sa, “Apakah ibunya atau pacarnya?”. Sa kesal mendengar kedua gadis itu mengejek dandanannya dan Bass malah menyindirnya bahwa dia sudah meminta Sa berdandan yang benar.
Bass bertanya, “Apakah Sa ingin bertukar pakaian?”. Tetapi Sa hanya menggeleng. Bass menasihati kalau lain kali Sa harus berdandan yang sesuai. Sa kesal dan menyahut bahwa tidak ada lain kali, ini yang terakhir. Sa memukul Bass dengan tasnya lalu pergi. Bass hanya tersenyum sambil mengejarnya. Kedua gadis itu kembali memuji Bass dan menyayangkan bila Bass pergi dengan ibunya.Bass mengejar dan menarik tangan Sa. Mereka berdiri di dekat pilar besar. Sa masih kesal ketika Bass mengatakan ingin menunjukkan trailer filmnya dulu sebelum mereka nonton. Bass memberi isyarat agar Sa melihat ke seberang. Sa menoleh dan dia kaget melihat Ohm berduaan bersama Pam, rupanya mereka juga akan nonton film. Ohm merasakan sesuatu dan menoleh tetapi dia mengatakan tak ada apapun ketika Pam bertanya. Mereka bersama menuju bioskop.
Rupanya Sa bersembunyi dan Bass tak enak melihat Sa menangis. Bass menjelaskan bahwa dia tahu Pam dan dia juga tahu kalau Sa sedang kencan dengan Ohm. Bass mengajak Sa nonton karena dia ingin Sa melihat sendiri hubungan Ohm dan Pam, mereka akan segera menikah. Sa marah dan mendorong Bass lalu pulang sendiri sambil menahan tangis. Bass melihat Sa pergi tapi tak mengejarnya, mungkin dia ingin memberi Sa waktu agar bisa sendirian.
Sa curhat sambil menangis pada kedua sahabatnya. Mereka juga kaget dan tidak percaya mendengar Ohm akan menikah. Sa hanya menangis ketika Jane bertanya apakah Sa sudah bertanya langsung pada Ohm. Tiba-tiba ada yang menyodorkan hadiah berupa bintang kertas pada Sa. Jane mengejek hadiah, “Dari siapa itu, kok jelek sekali?”.  Mereka mendengar suara seseorang dan mereka langsung meleleh melihat Bass yang bersandar di dinding sambil tersenyum.Bass bertanya, “Apakah ada yang mau makan siang bersamanya?”.  Jane dan Mham langsung bersedia dan berdiri, mereka menghampiri Bass sambil tersenyum. Sa terpaksa ikut dan dia mengancam agar Bass tidak sampai ketahuan sambil merapikan dasinya. Bass tersenyum senang sambil memegang dasinya.
Di restoran, Bass yang memesan minuman untuk mereka sedangkan Jane dan Mham sibuk menyindir Sa. Jane terang-terangan mengatakan kalau baru saja Sa menangisi Ohm tapi dalam sekejap sudah mendapat gantinya. Mereka iri kepada Sa. Sa pun tidak tahan mendengar sindiran itu. Mereka langsung berhenti menyindir Sa ketika Bass muncul sambil membawa baki minuman.
Bass membagi minumannya dan menyindir Sa yang tidak mau mengenalkan temannya. Sa terpaksa saling mengenalkan mereka. Sa mengaku kalau Bass itu hanya teman, mereka kenal di jalan. Jane dan Mham tentu saja tidak percaya hal itu. Jane dan Mham sengaja menggoda Bass hingga Bass tersenyum malu. Pembicaraan mereka terhenti ketika makanan pesanan mereka tiba. Bass mempersilahkan mereka makan.
Ketika hendak makan, ponsel Sa berbunyi dan Bass langsung merebutnya. Mereject dan meletakkan ponsel itu di meja lalu terdengar suara pesan masuk dan lagi-lagi Bass merebut dan menghapusnya. Terakhir ada panggilan masuk dan Bass langsung menerima lalu mematikannya. Sa kesal dan bertanya pada Jane dan Mham, “Apakah itu ponselnya?”.  Keduanya mengangguk. Sa bertanya, “Apakah itu dari Ohm?”. Bass hanya mengatakan bahwa hal itu tidak penting. 
Jane dan Mham yang melihat tingkah mereka kian menjadi iri karena ada seseorang yang sangat memperhatikan Sa. Mham menunjukkan cermin pada Jane agar Jane sadar bahwa tidak mungkin ada pria yang mau memperebutkannya. Mendengar hal itu Jane langsung manyun. Bass meminta agar Sa makan dan tak usah memikirkan hal lain karena dia akan pergi. Bass pergi dengan membawa ponsel milik Sa. Sa baru sadar ketika Bass sudah jauh. Jane menyindir Sa yang merayu Bass tapi Sa membantahnya.
Di sekolah, Bass sedang berjalan bersama kedua sahabatnya tapi dia langsung berhenti seolah melihat sesuatu, lalu ia mundur. Dan benar saja, Bass melihat Sa bersandar pada tembok, yang membuat Bass kaget adalah Sa menyamar menjadi siswi SMA di sekolahnya. Sa mengenakan seragam, rambut dikepang dua dan berkacamata. Sa senang usahanya berhasil tapi dia takut ketahuan ketika kedua sahabat Bass melihatnya. Mereka berdua merasa asing dan tak pernah melihat Sa sebelumnya. 
Bukannya menolong tapi Bass justru mengatakan kalau Sa tidak sekolah di sini dan sebenarnya Sa itu sudah bekerja. Bass mengaku kalau dia jatuh cinta padanya makanya Sa menyamar di sekolah mereka. Sa ingin membantah dan memukul Bass tapi tidak jadi. Keduanya memuji kehebatan Bass dan Sa yang kesal melampiaskannya dengan menyembunyikan wajahnya di tembok. Bass mengalah dan memperkenalkan Sa pada kedua sahabatnya yang bernama Win dan Art. Obrolan mereka terhenti karena Ibu Kepala Sekolah memanggil semuanya untuk mengikuti upacara. Sa ingin kabur tapi Bass menarik tangannya agar ikut upacara.
Setelah upacara, Bass menunjukkan ponsel Sa di dalam lokernya. Sa ingin Bass segera mengembalikannya tapi Bass malah mengajaknya bermain dulu. Bass bertanya, “Apakah dulu Sa pernah melanggar peraturan saat masih SMA?”. Sa menggeleng dan Bass mengusulkan agar mencobanya. Sa tersenyum licik dan menendang Bass hingga jatuh, Bass tak terima dan menyibak roknya. Sa pura-pura menangis hingga membuat Bass merasa bersalah tapi dia kesal karena Sa ternyata cuma bohong. Ketika sedang asyik bercanda, Ibu Kepala Sekolah datang dan memergoki mereka. Mereka berdua akhirnya kabur, berlari sambil bergandengan tangan menyusuri koridor sekolah. 
Mereka tiba di lab sains. Semula Bass enggan masuk tapi Sa bersikeras. Sa cerita kalau dia suka sekali menghabiskan waktu luang di lab sains. Bass mengamati isi ruang sains dengan rasa ngeri, tiba-tiba Sa muncul dengan membawa kerangka tengkorak dan membuat Bass kaget hingga kerangka itu hancur. Mereka terpaksa merangkai kembali kerangka itu. Sa bertanya tentang tujuan Bass bila bolos. Bass mengaku suka pergi ke ruang musik dan bermain bersama bandnya. Sa menyindir bahwa pasti Bass punya banyak penggemar,tetapi Bass merendah dengan mengatakan kalau main band itu hanya hobi. Sa menghibur Bass, dia bersedia mendengarkan Bass bernyanyi bila tidak ada yang mau mendengarnya.
Bass kembali bertanya alasan Sa suka menghabiskan waktu di lab sains. Sa tersenyum dan berjalan menuju jendela, dia menurunkan tirai dan melihat ke arah luar jendela. Sa mengaku bila dari jendela lab sains di sekolahnya dulu dia bisa melihat lapangan basket dengan jelas. Sa teringat masa lalunya, dulu dia sering sekali mengintip Ohm bermain basket dari jendela lab sains.Saat sedang ngobrol, tiba-tiba Ibu Kepala Sekolah masuk dan mereka bersembunyi. Mereka kucing-kucingan dengan Ibu Kepala Sekolah dan berhasil kabur tapi dompet Sa jatuh di ruang sains. Bass dan Sa akhirnya bermain basket hingga akhirnya Sa sadar bahwa dompetnya hilang. Bass mengantar Sa ke lab sains tapi Bass enggan menemaninya mencari dompet yang hilang. Bass bahkan mengembalikan ponsel milik Sa dan berpesan agar tak mencarinya bila terjadi sesuatu. 
Sa terpaksa mencari dompetnya sendirian dan dia kaget ketika ponselnya berbunyi. Sa sebal karena Bass meneleponnya dan bertanya apakah dompetnya sudah ketemu. Sa menjawab ketus bahwa dompetnya pasti cepat ketemu bila Bass mau membantunya. Bass beralasan bahwa Sa sendiri yang bilang kalau suka berada di lab sains. Sa menjawab dengan berbisik kalau dia suka pemandangan dari lab sains di sekolahnya dulu bukan di sini. Bass memintanya untuk melihat ke arah jendela. Sa menurut dan dia hanya bisa tersenyum ketika melihat Bass menyanyi lagu cinta untuknya. Sa kaget karena tiba-tiba lampu lab sains mati dan suasananya menjadi gelap. Rasa kaget Sa tak bertahan lama, dia malah terpesona ketika melihat gambar bintang berwarna-warni di langit-langit lab.
Rupanya Art dan Win bersembunyi di dalam lab dan membantu Bass untuk memberi kejutan pada Sa. Sa senang dan berjalan keluar lab sains dengan maksud ingin menemui Bass tapi mereka bertemu di tangga. Sa tersenyum dan Bass memberanikan diri mengungkapkan isi hatinya. Bass tak ingin membandingkan dirinya dengan Ohm tapi dia ingin agar Sa melupakan Ohm. Sa bertanya, “Apakah hanya itu saja?”. Bass melanjutkan bahwa dia ingin menjadi pacarnya Sa, ingin memperhatikan Sa. Sa membalas bahwa teman juga bisa saling memperhatikan tapi Bass mengaku tak ingin hanya sekedar teman. Bass mencium Sa dengan lembut dan Sa hanya bisa diam membisu.
Kini mereka mulai merajut benang kasih tanpa rasa sungkan. ketika menunggu di halte bus, mereka tidak malu untuk bergandengan tangan. Sa bilang, “Kalau cinta itu seperti menunggu bus. Sa baru tahu bahwa cinta itu tidak hanya sekedar menunggu, tetapi juga tentang keputusan untuk ikut naik atau tidak ketika bus itu sudah datang".Di kantor, Mham memuji Sa yang sekarang kelihatan lebih berbunga-bunga sejak jatuh cinta pada Bass. Mham merasa tersaingi karena Sa sekarang berdandan terus. Jane menyindir bahwa Sa lebih cantik dari Mham, hal itu membuat Mham cemberut. Ponsel Sa berbunyi tapi Sa tidak berniat menerimanya. Jane merebut ponselnya dan melarang Sa menerima telepon dari Ohm.
Bass dan Sa menjalani hari-hari mereka dengan ceria dan tawa. Naik bis bersama dan duduk bersebelahan, malamnya saling ngobrol lewat telepon. Kadang Bass menyamar di kantor Sa dan membawakan kopi. Sa juga datang ke sekolah Bass dengan membawakan makanan. Sa sedikit salah tingkah ketika mengantar Bass untuk bimbingan belajar karena ada wanita yang menyindirnya, wanita itu mengira Sa mengantarkan adiknya. Sa juga tak ragu bergabung dalam band dan Bass juga tidak canggung bergaul dengan Jane dan Mham. 
Suatu hari, Jane menegur Sa karena kini dia tahu siapa Bass yang sebenarnya. Jane menjelaskan kalau salah satu teman Bass adalah teman facebook-nya. Mham menoleh dan melihat ke arah komputer Jane. Mham ikutan nimbrung dan bertanya, “Apakah Sa serius dengan hubungannya?”. Sa mengiyakan karena Bass bagus dalam banyak hal lagipula Jane dan Mham juga menyukainya. Jane dan Mham kompak mendekati Sa. Mham berusaha menasihatinya bahwa tak ada cowok SMA yang serius dengan masalah percintaan. 
Jane menambahkan bahwa ini serius, bila Sa tak memikirkannya setidaknya Sa harus peduli soal moral. Mham menambahkan usia mereka sekarang 26 tahun dan sudah waktunya memikirkan tentang pernikahan. Butuh waktu lama bila menunggu Bass lulus kuliah dan kerja, “Apa tidak mungkin kelak Bass bertemu wanita lain yang lebih muda dan cantik daripada Sa?”. Jane mengatakan sesuatu yang membuat Sa berpikir, Jane bilang setidaknya butuh waktu 10 tahun agar Bass siap menikah dan Jane yakin 10 tahun lagi, rahim Sa tidak akan berfungsi alias tidakbisa punya anak.
Sa duduk termenung di halte ketika Bass muncul. Bass berniat membawakan tasnya tapi Sa menolak dan Bass tak memaksa. Dengan nada lemas, Sa mengatakan kalau sekarang kedua sahabatnya sudah tahu kalau Bass masih SMA. Bass penasaran dan Sa melanjutkan bahwa mereka menyarankan agar dirinya lebih memikirkan masa depan dan kenyataan. Tatpi Bass tidak mengerti. Sa menjelaskan bila usia dan pola pikir mereka berdua berbeda. Sa tidak yakin bagaimana cara mereka mempertahankan hubungan ini karena Bass mungkin belum memikirkan tentang masa depan.
Bass mencoba menghibur Sa, dia mengatakan kalau dia sudah punya rencana masa depan untuk mereka. Setelah lulus kuliah dia akan mengambil alih bisnis ayahnya, menikahi Sa dan punya 2 anak. Saat itu dia akan berusia 28 dan Sa berusia 36 tahun tapi tak akan ada yang peduli bila masa itu telah tiba. Bass mengambil tangan Sa dan mengenggamnya. Bass melanjutkan bahwa dalam hidupnya dia selalu memilih sendiri tapi ada beberapa hal yang tidak bisa dia pilih sendiri, misalnya kapan dia dilahirkan. Tapi sekarang dia memilih seumur hidupnya akan bersama Sa selamanya. Bass heran mengapa Sa menangis, tetapi Sa hanya menggeleng saja.
Bass mengajak Sa mampir ke rumahnya, semula Sa tidak mau tapi Bass memaksanya. Ternyata rumah Bass sangat besar dan saat di dalam rumah, sudah ada 2 orang berbadan besar berbaju hitam dan seorang pria paruh baya berbaju rapi. Pria paruh baya itu menampar Bass dan kedua pria berbadan besar itu langsung menangkap Bass. Sa bingung dan akhirnya Sa mengambil payung dan berniat memukul pria paruh baya itu tapi Bass mencegahnya dengan mengatakan bahwa pria itu adalah ayahnya. Sa kaget dan langsung memberi salam. Sa menjadi salah tingkah ketika ayah Bass menatapnya dengan tajam.
Ayah penasaran dan bertanya pada Bass tentang Sa. Bass menjawab kalau Sa adalah temannya. Ayah langsung mengomeli Bass, ayah kesal karena Bass masih saja main band padahal sudah dilarang. Ayah ingin Bass berhenti berulah atau pulang malam karena ayah tidak mau hidup selamanya untuk mengajari Bass. Ayah memerintahkan Bass untuk naik ke kamarnya tapi Bass menolak dengan alasan ingin mengantarkan Sa dulu. Ayah menatap tajam putranya lalu melirik Sa dengan kesal dan pergi diikuti oleh kedua pria berbadan besar.
Sa merasa kasihan pada Bass dan berniat mengobati lukanya tapi Bass menolak. Bass memuji keberanian Sa, bila tidak dicegah Bass yakin ayahnya akan terkapar. Sa tersenyum malu. Bass mengajak Sa pulang tapi Sa kaget melihat kedua pergelangan tangan Bass yang kemerahan. Kini mereka sudah duduk di kursi di pintu masuk apartemen Sa. Sa ingin mengobati Bass tapi Bass kembali menolak dengan alasan akan mengobatinya sendiri bila sudah di rumah.
Sa penasaran dan bertanya, “Mengapa ayah melakukan hal itu pada Bass?”.  Bass tidak yakin, tapi ayah selalu marah padanya setelah ibunya meninggal dan segala hal yang biasa dilakukannya sebelum ibunya meninggal sekarang tidak boleh dilakukan lagi. Ayah hanya ingin Bass tinggal di rumah tapi bila di rumah, ayahnya selalu bersama wanita lain. Itulah sebabnya Bass keluar rumah dan bermain band. Bass mengaku bila ada yang ingin Bass bermain band di sebuah Pub. Sa tak percaya karena usia Bass belum cukup. Bass menyudahi obrolan mereka dan berniat pamit. Sa tidak tega melihat Bass pulang dan kemungkinan akan dimarahi lagi oleh ayahnya. 
Paginya ketika hendak berangkat kerja, Sa kaget melihat Bass tidur di kursi di pintu masuk apartemennya. Sa membangunkan Bass dan mengajaknya masuk ke apartemennya. Sa malu sendiri ketika mendengar Bass menutup pintu. Dia sebenarnya merasa risih mengajak Bass masuk tapi dia juga kasihan melihat Bass semalaman tidur di luar.
Bass penasaran melihat foto 2 cowok ganteng dan bertanya pada Sa, ternyata mereka adik kembar Sa dan Bass lega. Bass bertanya “Apakah Sa tidak kesepian tinggal sendirian?”. Sa menggeleng. Sa mengobati luka Bass dan menyarankan agar hari ini Bass istirahat disini karena tidak mungkin ke sekolah dengan wajah bengkak. 
Sa berpesan bila Bass lapar maka ada makanan di kulkas dan besok pagi Sa akan.... Sa merasa canggung untuk melanjutkan kata-katanya tapi Bass seolah sudah tahu dan menunggunya. Akhirnya Sa melanjutkan bahwa besok pagi dirinya akan memasak untuknya. Bass tersenyum dan Sa pamit kerja. Setelah Sa pergi, Bass senang seolah mendapatkan kebebasan. Dia mengamati kamar Sa sambil mengentak-hentakkan tubuhnya di atas kasur yang empuk. Bass berbaring di kasur dan meregangkan tubuhnya dengan nyaman.
Malamnya, Sa pulang dan melihat Bass tertidur pulas. Dia berusaha masuk pelan-pelan supaya tidak membangunkan Bass. Tak lama, Bass bangun dan makan dengan lahap. Sa senang dan bertanya, “Apakah masakannya enak?”. Tapi dia langsung cemberut ketika Bass balik bertanya, “Apakah Sa ingin jawaban jujur atau bohongan?”. Sa kaget sekaligus risih mendengar Bass bersendawa karena kekenyangan.
Sa bertanya, “Apabila Bass memang kabur dari rumah, lalu Bass akan tinggal dimana?”. Bass tersenyum dan berniat menginap di tempat Sa. Bass membujuk dengan mengatakan akan pindah bila sudah menemukan tempat baru. Lalu Bass tersenyum manja sambil bergaya seperti seekor puppy. Sa mengalah dan mengizinkan Bass menginap. Sa menyuruh Bass pergi mandi dan dia akan menyiapkan tempat tidur untuk Bass. Sa melemparkan handuk kearahnya supaya Bass segera mandi.
Bass menjaili Sa, dengan mengisyaratkan supaya Sa masuk ke ke kamar mandi. Tapi jailan Bass hanya dihiraukan oleh Sa. Ketika Bass di kamar mandi, Sa malah galau sendiri dan saat Bass keluar dari kamar mandi, Sa menyuruh Bass segera tidur karena besok harus sekolah. Bass tidak mau dan malah memegang buku dengan alasan belum mengerjakan PR. Sa langsung panik dan menutupi dirinya dengan bantal, dia menuduh Bass mesum. Bass justru heran karena yang dia maksud adalah PR sekolah. Sa kembali menjadi salah tingkah. Untuk menutup rasa malunya, dia menawarkan diri membantu Bass tapi Sa sudah lupa dengan pelajaran matematika.
PR Bass membahas tentang diferensial tapi Sa sudah tidak tau dan mengira itu nama penyanyi Dib Boyscout. Bass justru tak tahu siapa penyanyi itu. Bass mencoba menjelaskan tapi Sa tetap tidak tahu, Bass kesal dan memukul dahi Sa dengan pensil. Sa kesal dan beralasan kalau dulu dia mengambil jurusan Bahasa bukan IPA tapi Bass tidak mau mendengar alasan itu dan kembali memukul Sa. Sa kesal karena Bass masih anak-anak tapi tidak sopan padanya.Sa membalas memukuli Bass yang duduk di lantai tapi karena terlalu semangat memukul, Sa jadi jatuh menimpa Bass. Mereka diam mematung dan hanya saling berpandangan lalu Bass meminta Sa untuk tidur. Sa berdiri dengan gugup, dia langsung naik ke kasurnya dan Bass tidur di lantai. Bukannya tidur, mereka justru saling curi-curi pandang. Paginya, Sa berangkat kerja dan menyerahkan kunci duplikat apartemennya kepada Bass. Bass lalu berangkat ke sekolah juga.
Sa sedang minum teh di pantry kantornya. Lalu, Jane dan Mham muncul dan Jane bertanya, “Kunci apa yang sudah diberikan Sa pada Bass?”.  Sa menjawab, “Kunci kamarku”. Mham yang mendengar itu kaget dan menebak bila Sa sudah melakukannya dengan Bass. Sa mengelak dan beralasan kalau Bass hanya kabur dari rumah. Sa juga mengaku kalau dia tidak merayu Bass dan Sa menceritakan rencana masa depannya bersama Bass. Jane dan Mham tidak setuju dengan itu. Jane menyarankan agar Sa kembali pada Ohm saja. Sa menolak karena Ohm sudah menikah. Jane memberitahu kalau sebenarnya Ohm sudah bercerai dengan Pam. Jane kembali mengingatkan tentang perbedaan usia Sa dan Bass yang hampir 10 tahun. Mham meminta Sa untuk berpikir realistis. Mham mengatakan, “Bahwa cowok SMA bebas bermimpi apa saja tentang masa depannya tapi satu hal yang harus diingat bahwa Sa dan Bass hidup di dunia yang berbeda”. Sa yang mendengar nasihat dari kedua sahabatnya itu kembali goyah.
Di rumah, Sa menunggu Bass pulang. Tak lama kemudian Bass pulang dan langsung melemparkan topinya sembarangan lalu duduk dan makan dengan lahap. Sa yang melihatnya  menjauh dan terlihat risih dengan tingkah Bass yang berantakan. Bass meliriknya dan bertanya tentang bagaimana harinya. Sa curhat tentang pekerjaannya tapi Bass tidak mengerti apa yang dimaksud Sa. Sa kecewa terhadap Bass, karena Sa menyadari pemikirannya berbeda dengan Bass.
Sa mengalihkan pembicaraan dan bertanya, “Apakah ayah tak mencari Bass yang kabur?”.  Bass mengaku kalau ayahnya belum tahu. Sa bertanya tentang sampai kapan Bass akan kabur tapi Bass malah menjawab kalau dia tidak akan kembali. Sa kaget mendengarnya. Bass meminta Sa supaya tidak khawatir tentang rencana masa depannya karena dia punya rencana B, Bass akan bekerja di Pub sebagai musisi dan dia yakin gajinya akan bisa mencukupi kebutuhan mereka. Sa tidak berkomentar apapun tapi tampak jelas kalau dia ragu tentang rencana Bass.
Di kantor, Sa sibuk dengan pekerjaanya dan mengeluh karena banyaknya kerjaan yang tidak selesai-selesai. Tiba-tiba Ohm datang dengan memberikan penjelasan untuk masalah pekerjaan Sa. Sa kaget mendengarnya. Dan Ohm bilang, kalau ia sudah menyelesaikan permasalahannya dengan Pam, dan sekarang ia bisa bersama dengan Sa. Sa yang mendengarnya terlihat tidak bahagia.
Mereka sekarang ngobrol dan Sa ingin tahu tentang reaksi Pam, “Apakah Pam tidak keberatan bila Ohm kembali padanya?”. Ohm mengaku bila Pam sudah tidak peduli padanya. Mereka menikah karena Pam hamil dengan orang lain dan sendirian. Mereka tidak saling mencintai karena orang yang Ohm cintai adalah Sa. Ohm juga menjelaskan, walaupun dia sedang bersama Pam, dia selalu saja memikirkan Sa. Ohm bilang bahwa sepertinya Sa dan Ohm adalah pasangan yang serasi. Sa yang mendengar hal itu hanya diam saja.
 Sa berdiam diri di toilet. Ia mengabari Bass kalau sekarang Ohm sudah kembali. Di rumahnya sambil duduk di kasur, Sa menunggu Ohm untuk pulang. Tidak lama setelah itu, ada suara orang mengetuk pintu. Sa senang karena sudah membayangkan kalau Ohm pulang. Dan ternyata, itu semua adalah hanya bayangan Sa. Ia mendapati tetangga Sa yang sedang mengetuk pintu rumahnya.
Rupanya Bass pergi ke tempat Art dan minta izin untuk menginap. Art tidak keberatan asal tidak ketahuan ayahnya saja karena Art takut saat melihat pengawal ayah Bass beberapa hari yang lalu. Art khawatir pada Bass dan berpikir pasti kali ini Bass tidak akan lolos. Bass mengaku kalau ayahnya ingin sekali dirinya kuliah di luar negeri. Win menyarankan agar Bass tidak menarik perhatian dan keluyuran dulu. Art mengalihkan pembicaraan tentang KTP palsu untuk manggung.
Art mengaku sudah punya dan Win protes karena pihak pub bilang kalau dirinya tidak perlu KTP palsu. Art menghiburnya dengan mengatakan kalau Win memang tidak perlu karena Win mudah berbaur dengan yang lain dan tidak akan ketahuan. Bass kesal dan bilang kalau Ohm telah kembali.
Win menjadi bingung sendiri karena tidak tahu Ohm itu siapa. Bass menjelaskan kalau Ohm itu mantan pacar dan cinta pertamanya Sa. Win tidak mengerti mengapa Bass pesimis toh Bass populer walaupun sering dipukuli ayahnya. Bass mengaku kalau Ohm punya rumah, mobil dan gajinya besar.Win memilih untuk mendukung Ohm ketimbang Bass. Karena hal itu, Win mendapat tendangan dari Bass dan Art.
Paginya Sa bersiap berangkat kerja tapi dia kembali untuk mengambil mapnya, Sa lupa dengan ponselnya yang masih tergeletak di atas meja. Bass yang ingin menemui Sa menjadi kesal melihat Ohm datang menjemput Sa. Bass langsung bersembunyi ketika melihat kedua pengawal ayahnya yang ingin mencari Sa. Bass mencoba memperingatkan Sa, tapi sayangnya Sa tidak menjawab ponselnya.
Menjelang makan siang, Bass datang dan menunggu di lobi kantor Sa. Dia duduk berseberangan dengan Ohm yang sedang membaca koran. Jane dan Mham yang melihat keduanya menjadi takut, mereka pura-pura tidak melihat Ohm dan bergegas pergi tapi Ohm memanggil mereka. Jane dan Mham terpaksa berhenti dan membalas salam Ohm. Ohm menghampiri mereka dan bertanya tentang Sa karena dia berusaha menelepon beberapa kali tetapi Sa tidak mengangkatnya.

Mereka kompak menjawab kalau Sa ada urusan di luar dan mungkin tidak akan kembali. Mham menyarankan agar Ohm tidak menunggunya. Ohm menyerahkan daftar kontak karyawan sewaan yang diminta Sa pada Mham. Jane menyindir Sa yang memanfaatkan Ohm. Ohm bertanya, “Apakah Jane dan Mham sudah punya rencana liburan?”.  Mereka kompak menggeleng. Ohm menawarkan agar mereka ikut saja karena Ohm sudah menyewa hotel di Phuket, dia berencana liburan bersama Sa dan mengajak serta keluarganya. Mham berterima kasih dan berniat pamit. Ohm tahu diri dan memutuskan pergi setelah berpesan agar Mham tidak lupa memberikan kertasnya pada Sa.
Bass yang melihatnya tidak mengatakan apapun pada Jane dan Mham, dia bergegas menyusul Ohm yang berjalan menuju meja resepsionis untuk mengambil KTP miliknya, tapi si petugas teledor. Bass kesal dan mengambil paksa KTP miliknya yang dipegang oleh Ohm. Ohm bingung melihat Bass yang bersikap marah padanya.
Di studio musik, Sa sudah menunggu Bass karena ia tidak bisa menemukannya di sekolah. Tidak lama setelah itu, Bass masuk dan melihat Sa sudah menunggunya. Sa bertanya, “Mengapa Bass tidak sekolah?” Sa menakuti dengan mengatakan bila Bass membolos bisa dikeluarkan dari sekolah tapi Bass hanya cuek. Dia berjalan menuju temannya. Sa tidak putus asa, dia menunjukkan buku matematika yang baru saja dibelinya agar Bass berhenti memanggilnya bodoh. Win dan Art pura-pura sibuk seolah tidak mendengar percakapan Bass dan Sa
Bass kesal dan membuang buku yang dipegang Sa. Sa kaget begitu pula dengan Art dan Win. Bass marah dan menyindir Sa yang punya banyak waktu luang untuk mempelajari hal yang tidak dimengerti. Padahal itu tidak perlu dan Bass juga tidak perlu tahu tentang pekerjaan Sa. Sa menahan tangis sambil mengatakan kalau dia sudah mempelajari Bab 1 sehingga kini dia bisa mengerjakannya.Bass tak menghiraukan Sa.
 Dia bertanya pada Art dan Win tentang lagu yang mereka mainkan, keduanya gugup dan tidak berani menjawab. Bass mengusir Sa dan dia mengambil gitarnya. Sa sedih dan sakit hati, dia buru-buru pergi sebelum tangisnya pecah. Art dan Win tidak tega melihat Sa, tapi tidak berani menolong, mereka hanya bisa menjadi penonton saja.
Malamnya, Sa tetap menyiapkan tempat tidur untuk Bass dan berharap agar Bass segera pulang tapi Bass tidak datang. Di studio, mereka tidak jadi latihan karena Bass sangat galau dan melamun saja. Art, Win dan temannya ikutan galau. Bila tidak latihan ya pulang saja daripada di studio tapi hanya diam melamun saja. Tetapi mereka semua tidak berani untu protes kepada Bass yang sedang galau.
Di tempat kerjanya, Sa tetap mempelajari buku matematikanya. Jane dan Mham datang membawakan buket bunga dari Ohm tapi Sa malah jadi sedih dan menangis. Sa sedih karena Bass mempelakukannya dengan buruk tapi dia tetap menyukai Bass. Di lain tempat, ternyata Bass juga sedih. Dia menangis karena menyesal telah menyakiti hati Sa. Sa terus berharap Bass akan menghubunginya tapi yang menelepon justru Ohm yang ingin mengajak ketemu.
Jane dan Mham menemani Sa yang menunggu kedatangan Ohm. Jane memuji Sa yang membuka hati dan bersedia kencan dengan Ohm. Belum sempat Sa menjawab, Ohm muncul dengan menggendong bayi. Ohm minta maaf telat karena ada urusan mendadak yang harus diselesaikan. Jane dan Mham jelas kaget Ohm datang membawa bayi tapi Sa hanya diam saja.
Ohm duduk dan menjelaskan bahwa Pam tidak peduli dengan bayinya dan dia kasihan dengan bayi itu makanya Ohm merawatnya. Jane memuji Ohm yang penuh cinta bagi semua orang termasuk wanita dan anak-anak. Mham cemberut tapi dia memaksakan tersenyum dan berinisiatif merawat si bayi agar Sa bisa ngobrol bebas dengan Ohm. Mham menggendong si bayi dan Jane yang membawa botol susunya.
Akhirnya Jane dan Mham keluar, suasana malah jadi canggung. Ohm bertanya, “Apakah Sa tidak keberatan dengan kondisinya yang merawat bayi?”.  Sa menggeleng dan mereka kembali tenggelam dalam diam. Ketika Sa ingin mengatakan sesuatu, ponsel Ohm berbunyi dan ternyata dari Pam yang mabuk. Ohm panik dan memintanya untuk menunggu karena dia akan datang menjemput.Mood Sa langsung hilang dan dia tidak berselera ketika Ohm menyudahi pembicaraannya dengan Pam dan memintanya memesan makanan.
Sa bertanya, “Bukankah seharusnya Ohm pergi menjemput Pam?”. Ohm menegaskan agar Sa memesan makanan. Sa membuang muka dan berterimakasih sudah dibawakan daftar kontak pegawai sewaan tapi ketika dia melirik ke arah Ohm, ternyata Ohm sedang sms-an. Ohm mencoba memecah konsentrasinya tapi dia tidak bisa, perhatiannya hanya tercurah pada ponselnya dan Sa tahu itu.
Sa meminta Ohm pergi menjemput Pam. Ohm malu dan meletakkan ponselnya. Ohm menunduk dan mengatakan bahwa hari ini untuk Sa, Sa menambahkan tapi pikiran Ohm hanya tertuju pada Pam. Ohm mencoba menjelaskan tapi Sa memotongnya dengan mengatakan kalau dirinya mengerti karena sebenarnya Sa juga sedang merasakan hal yang sama. Dia sedang bersama Ohm tapi malah memikirkan orang lain. Sa menambahkan mereka berdua merasa cocok makanya ingin bersama tapi bila hal itu tidak sesuai dengan kata hati maka hal itu tidaklah bagus. Ohm berterima kasih pada Sa dan pergi.Paginya, Sa kaget melihat Ohm datang menjemputnya.
Sa menolak dan berniat pergi sendiri tapi Ohm memaksa. Dia meminta Sa menganggapnya sebagai saudara sehingga tidak canggung lagi. Sa hanya diam. Ohm menghampiri Sa dan kembali berterima kasih karena sudah memahaminya. Sa sudah membuatnya sadar tentang apa yang harus dia lakukan. Sebagai ucapan terima kasih, Ohm berjanji akan mentraktir Sa makan malam ini. Ohm juga mengundang Jane dan Mham. Sa tersenyum canggung dan akhirnya bersedia pergi bersama Ohm.
Ohm membawa mereka ke Pub tempat Bass bekerja. Jane dan Mham tampak semangat tapi Sa hanya diam, dia seolah tidak menyukai suasana Pub yang ramai. Win yang sedang memeriksa gitarnya memberi kode pada Bass untuk melihat ke arah Sa. Bass tidak suka melihat Sa bersama Ohm.Pembawa acara mengumumkan bahwa akan ada acara lelang ciuman dari seorang penyanyi seksi untuk para wanita lajang. Semua bersorak dan Jane juga ingin ikut.
Jane langsung memasang taruhan tapi ada tamu lain yang juga berminat yaitu Pam. Jane nekat hingga meminjam uang Ohm, dia juga tidak peduli dengan nasihat Sa. Akhirnya Pam kalah dan Jane yang menang. Jane sangat senang tapi si penyanyi menolak mencium Jane dengan alasan hanya mau mencium wanita tulen.Jane kesal tapi dia meminta Sa sebagai gantinya. Sa tentu saja menolak berciuman di tempat umum dengan orang yang tidak dikenalnya tapi dia hanya bisa pasrah ketika Jane dan Mham mendorongnya agar naik ke panggung. Ohm melirik ke arah Pam yang menatapnya dengan sorot sinis. Sa protes dan mengangkat tangannya. Tiba-tiba ada yang menarik si penyanyi dan seorang pria bertopeng mencium Sa. Sa kaget dan begitu pula dengan semua yang ada di sana.
Sa membuka topeng pria itu dan ternyata dia adalah Bass. Bass tak mengatakan apapun pada Sa, dia melirik ke arah Pam dan bergegas pergi. Win dan Art ikutan pergi. Pam menyusul dengan diikuti oleh dua pria berbadan kekar. Ohm yang melihat hal itu akhirnya ikut menyusul. Sa memilih mengejar Bass. Si penyanyi bingung tapi dia tidak bisa mengelak ketika Jane dan Mham menangkapnya.Pam membawa Bass pada ayahnya. Tn. Kriengkrai kesal melihat tingkah Bass yang tidak mau menurut, hanya mementingkan diri sendiri dan pacarnya saja. Beliau mengancam agar Bass menurut dan pergi ke bandara bila tidak ingin terjadi masalah pada Sa. Bass hanya bisa terduduk lemas.
Ohm mengantarkan Sa ke tempat Tn. Kriengkrai dan ingin bergegas pergi membantu Bass tapi Ohm menarik tangannya dan mengucapkan semoga berhasil. Sa membalas dengan kata-kata yang sama karena kini dia tahu kalau Ohm menyukai Pam tapi Pam lebih tertarik pada Tn. Kriengkrai. Sa keluar dari mobil Ohm dan bersiap menghadapi apa yang akan terjadi. Sedangkan Ohm sepertinya sedang mencoba menghubungi Pam."Bila cinta seperti menunggu bus. Kadang walaupun mendapat yang tepat, bukan berarti akan mendapatkan perjalanan yang mulus." Sa melihat Tn. Kriengkrai muncul bersama Pam dan dibelakangnya Bass berjalan lunglai dengan diapit oleh dua pria berbadan kekar.

 Sepertinya Pam mendapat sms dari Ohm sehingga dia bergegas pergi. Ohm berusaha mengajak Pam bicara tapi Pam buru-buru kabur dan Ohm mengejarnya. Biasanya Sa takut naik bus tapi mulai sekarang dia tidak akan takut lagi. Sa tidak peduli dengan tatapan sinis dari Tn. Kriengkrai. Beliau menoleh ke arah Bass lalu masuk ke dalam mobil. Sa tersenyum melihat Bass, dia mengambil saputangan dari dalam tasnya dan berniat mengobatinya tapi Bass membuang muka lalu masuk ke dalam mobil. Sa kaget mendapat perlakuan seperti itu dari Bass. Sa menatap ke arah Bass yang duduk sambil menunduk di samping ayahnya. Mobil mulai melaju, Sa berbalik dan memutuskan untuk berlari mengejarnya.

"Bila bus itu pergi meninggalkannya maka Sa akan mengejarnya". Sa berlari sambil mengejar Bass, dia tidak peduli lagi dengan sepatunya yang lepas atau tasnya yang jatuh. Sa hanya ingin berlari sekuatnya untuk mengejar mobil itu. Bass hanya bisa menangis melihat Sa yang terus mengejarnya. Sa menyerah ketika mobil itu sudah berbelok tapi dia kaget ketika melihat mobil itu berhenti dan Bass turun dari mobil. Sa menunggu ketika Bass berjalan kearahnya.
Ketika Bass sudah berdiri dihadapannya, Sa tersenyum dan berniat mengobatinya tapi Bass malah membentaknya dan hal itu membuat Sa sedih. Sa mengingatkan bahwa Bass pernah bilang kalau Bass ingin sekali setiap hari Sa yang memasangkan dasinya sebelum berangkat kerja. “Apakah Bass tak menginginkan hal itu lagi?”, ucap Bass.
Bass tidak mengatakan apapun, dia justru membimbing Sa agar naik di trotoar. Bass ingin melakukan sesuatu tapi dia hanya berbalik dan berjalan kembali ke mobil sambil menahan tangis. Mungkin Bass takut ayahnya akan mencelakai Sa bila dia tidak menuruti keinginan ayahnya. Sa tidak ingin ditinggal dengan cara yang seperti ini, dia berteriak memanggil tapi Bass seolah tidak mendengarnya. Sa hanya bisa menangis pilu sambil duduk di trotoar ketika mobil itu semakin jauh dan hilang dari pandangan.

        Waktu terus berlalu dan kini sudah 5 tahun sejak kepergian Bass. Hari itu Sa berjalan menuju kamarnya dan kunci kamarnya tidak sengaja jatuh. Sa berhenti untuk memungut kunci dengan gantungan yang sama yang seperti dulu pernah dia berikan pada Bass. Sa kembali teringat ketika dulu memberikan kunci kamarnya pada Bass. Ingatan Sa terus tertuju pada saat-saat yang indah ketika masih bersamanya.Ibunya menelepon dan bertanya apakah Sa masih sakit. Sa mengaku kalau dia masih sakit kepala. 
Ibunya khawatir dan berniat menyuruh putra kembarnya untuk datang menjaga Sa tapi Sa menolak dengan alasan masih bisa menjaga diri. Sa pamit pada ibunya karena ingin istirahat. Sa tidur sambil memikirkan Bass. Sa seperti bermimpi melihat Bass datang dan merawatnya.
Paginya Sa bangun karena kaget, dia masih bingung antara mimpi dan kenyataan tentang Bass. Sa melihat ada koper yang berdiri di dekat tembok dan dia senang. Tiba-tiba telepon berdering dan rupanya ibu yang menelepon. Ibu bertanya, “Apakah si kembar sudah datang?”. Sa tidak mengerti dan ibu menjelaskan bahwa semalam ibu meminta si kembar untuk datang menjenguk Sa. Sa agak kecewa mendengarnya, Sa berpikir bahwa koper itu milik adiknya kembarnya.Sa tidak sengaja melihat ke arah jendela balkon yang terbuka dan angin yang berhembus meniup tirainya.
 Sa melihat punggung seseorang dari belakang dan dia yakin ketika tampak wajah pria itu. Sa tersenyum dan berjalan ke arah balkon. Sa mendekatinya dan pria itu berbalik ke arahnya. Sa terharu melihat Bass berdiri dihadapannya. Kedua mata Sa berkaca-kaca saat menyentuh wajah Bass dengan kedua tangannya. Tangisnya pecah ketika Bass menunjukkan dasi putih bergaris pada Sa. Sa menangis sambil mengangguk, dia mengambil dasi itu dan memasangkannya di kerah baju Bass. Keduanya saling menatap tanpa mengatakan apapun tapi jelas tergambar rasa rindu yang mendalam. Bass ikut menangis ketika Sa sudah memasang dasinya. Dia memeluk Sa dengan erat seolah tak ingin melepasnya lagi. Sa balas memeluk Bass dengan erat seolah ingin memastikan bahwa semuanya bukanlah mimpi. Akhirnya Sa dan Bass bisa hidup bersama-sama.

-Selesai-